top of page

Seringai
kunang-
kunang

KUMPULAN PUISI WISNU PAMUNGKAS

1-SKK Belah tengah.png
mockup SKK1.jpg

TENTANG
BUKU

148 judul puisi karya Wisnu Pamungkas yang terangkum dalam buku ini berbicara mengenai ketidakadilan, orang-orang yang terekslusi di bumi, cinta, hingga nasionalisme dengan segala carut-marutnya yang dipotret melalui kacamata sosio-antropuitika.

​

Semua ini bermula dari project pertamanya di bidang literasi tahun 1996 yaitu: "menulis satu puisi satu hari atau mati!”

 

Seluruh puisi di buku ini adalah kristalisasi frasa, bunyi dan makna yang berasal dari pengalaman puitika yang dipersonifikasikan oleh penulisnya sebagai kunang-kunang. Sesuatu yang berkelindan dengan absurditas hidup yang retak, terbelah, sendu dan menyakitkan. Wisnu Pamungkas menganggap dirinya tak lebih dari seekor kunang-kunang luka, pungguk yang hanya bisa sesengguk, karena cinta tak lebih dari tahi kucing kering yang bau pesing dan anyir seperti nanah.

 

Bagi Wisnu Pamungkas Puisi bukanlah sekadar kata-kata, tetapi juga sebuah proses, sebuah metaverse sekaligus peristiwa pembebasan makna dari tanda, dari kata-kata dan moksa bahasa. Karena itulah puisi tidak harus taat menggorok dirinya sendiri, agar menjadi sempurna, bahkan ketika bunyi dan kata-kata menolak bersekutu dengan arti dan tata suara untuk bersenada dengan makna yang paling liar sekaligus hierophany.

​

order butom.gif

Rp 125.000

Andreas Harsono

"Wisnu Pamungkas, seorang penyair Dayak dari Kalimantan, memakai bahasa Melayu dengan segala keelokan dan keliatannya buat bicara soal hutan, binatang, termasuk manusia dan kunang-kunang, yang dipinggirkan di negeri bernama Indonesia." 

-- Peneliti hak asasi manusia dari Human Rights Watch, menulis buku "Agama" Saya Adalah Jurnalisme --
  • Black Twitter Icon
20200314_095926.jpg

James
Ritchie

Karya Wisnu Pamungkas di buku ini bukan sekadar kumpulan puisi cinta biasa, tetapi juga adalah potret perjalanan sosio-antro-puitika seorang journalist, penyair sekaligus traveler yang berkelindan dengan berbagai peristiwa, realitas dan pemikiran yang membuat dada kita seakan terbelah.

-- Jurnalis Senior-Malaysia, Menulis Buku Bruno Manser --
  • Black Twitter Icon
James.jpg

Andreas Harsono

"Wisnu Pamungkas, seorang penyair Dayak dari Kalimantan, memakai bahasa Melayu dengan segala keelokan dan keliatannya buat bicara soal hutan, binatang, termasuk manusia dan kunang-kunang, yang dipinggirkan di negeri bernama Indonesia." 

-- Peneliti hak asasi manusia dari Human Rights Watch, menulis buku "Agama" Saya Adalah Jurnalisme --
  • Black Twitter Icon
20200314_095926.jpg

R. Yando
Zakaria

"Ini soal selera. Bagi saya, unsur-unsur etnografi telah membumikan makna yang terbalut dalam apa yang disebut puisi itu. Tanpa harus kehilangan keindahan rangkaian katanya. Dengan begitu, puisi dengan mudah menjadi milik orang banyak dan kebanyakan. Tidak hanya milik orang-orang yang mampu menangkap 'kedalaman' makna belaka. Inilah yang dapat dinikmati dalam kumpulan puisi ini."

--Ko-inisiator Antropolog Untuk Indonssia--
  • Black Twitter Icon
yando.jpg

Dr. Algooth Putranto

“Berbahagialah individu yang memiliki kemerdekaan memamerkan kenangan dibalut gelapnya malam ketika bulan malu menampakkan diri dan kunang-kunang datang menemani. Puisi-puisi Wisnu Pamungkas adalah refleksi yang membuat saya sangat iri karena kenangan akan kegelapan dan kunang-kunang kini menyingkir disiram cahaya selungkang.”

-- Akademisi & Penulis --
  • Black Twitter Icon
algooth.jpg

James
Ritchie

Karya Wisnu Pamungkas di buku ini bukan sekadar kumpulan puisi cinta biasa, tetapi juga adalah potret perjalanan sosio-antro-puitika seorang journalist, penyair sekaligus traveler yang berkelindan dengan berbagai peristiwa, realitas dan pemikiran yang membuat dada kita seakan terbelah.

-- Jurnalis Senior-Malaysia, Menulis Buku Bruno Manser --
  • Black Twitter Icon
James.jpg
jaya ramba.jpg

Jaya Ramba,
Novelis Malaysia

“Wisnu Pamungkas anak Dayak yang mengembara separuh hidupnya dalam profesyen bahasa dan sastera budaya. Pendedahan pengalaman sebagai anak etnik menjadikan ia bertapa di banyak belantara, gunung-ganang dan gurun hidup masyarakat yang dia terus cetuskan dalam buku ini. Ironinya anak dayak ini melahirkan karya yang boleh memecahkan sempadan hidup masyarakat hingga karyanya juga menyeberangi sempadan nusantara. Kami anak dayak di Sarawak kagum dengan produk terbaharu ini. Ia mahal untuk makanan Minda dan dijadikan cerminan bentuk puisi berbeza.”

Ufi.jpg

Ufi Ulfiah, M.PP,
Rektor ITB Tuban

Yang awal adalah bahasa. Wisnu Pamungkas perawi yang indah. Dunia yang indah dipotret dengan elok. Hidup yang getir ditulis dengan indah. Wisnu Pamungkas bukan saja jurnalis yang berhasil menjahit keindahan bahasa, ia juga aktivis yang dilahirkan dari hutan Dayak di Kalimantan, hidup di Jakarta yang bengis. Tapi karena kaya bahasa, ia selalu bisa kembali pada keindahan. Meskipun hutan yang ia cintai meregang nyawa. Puisi-puisinya, membuat kita kembali bertenaga.

Isbedy.jpg

Isbedy Stiawan ZS,
Penyair

“Dari judul saja, Wisnu Pamungkas sudah membuat “tak lazim”. Seringai kunang-kunang. Bukan kerlip atau sepadan dengan itu. Bisa juga dibaca ‘sekuku’ yang bisa dimaknai perjalanan (hidup) ini hanya sekuku, seni panjang. Kumpulan puisi ini menarik untuk dinikmati dan diapresiasi.

unnamed_edited_edited.jpg

Arfan Sabran,
Sutradara & Produser Film

Setiap kita punya drama dalam hidup, punya lakon, punya babak yang harus kita akhiri sebelum pertunjukan ditutup. Begitu juga kunang-kunang, kesementaraan hidup dan mencoba memberi cahaya walau redup, tak sesempurna matahari dan bulan. Seperti itulah buku Seringai Kunang-kunang ini, membawa saya menelusuri beberapa tempat bersama cahaya cahaya redup tapi indah, penanda kehidupan yang nyata dalam gela

unnamed.jpg

Widya Anggraini,
Project Officer Partnership for Governance Reform-Kemitraan

Berkelana dari pegunungan hingga pesisir, dari hutan ke desa-desa dan kota. Menyaksikan duka pemilik negeri, terusir dari tanah moyang sendiri, bertahan dalam gempuran ‘pembangunan’ yang menggelisahkan. Tidak mudah mendaratkan situasi kompleks dalam sebuah puisi nan indah. Namun Wisnu Pamungkas berhasil melakukannya. Membekukan peristiwa dan asa dalam rangkaian potret puisi yang menggetarkan kesadaran kritis kita. Selamat membaca dan bergeraklah!

anik-300x300.png

M.I. Anik Tunjung Wusari,
Aktivis Perempuan, & Badan Pengurus Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa)

Seperti juga kunang-kunang yang kehadirannya dimaknai beragam. Puisi-puisi dibuku ini pun memunculkan imajinasi kengerian dibalik keindahan rangkaian kata-katanya. Terima kasih kepada Wahyu Pamungkas, yang telah mencatat berbagai kisah kemanusiaan yang tercengkeram dalam ketidakadilan di berbagai pelosok Indonesia. Semoga buku ini dapat menjangkau jiwa-jiwa yang haus akan peradaban.”

3T9A5870_edited_edited_edited.png

Radin Azhar Ahmad,
Editor Suara Sarawak, Malaysia

“Susunan kata-kata yang sangat indah. Puisi yang bercerita tentang pengalaman hidup hingga merentas negara. Wisnu Pamungkas ibarat kunangkunang terbang sambil mengeluarkan cahaya di perutnya.

Dewi-Yunita-1.png

Dewi Yunita Widiarti,
Dir. Program Pundi Sumatra

“Seringai Kunang-Kunang membawa kita ikut menjelajah. Tidak hanya pada sebuah tempat, sejarah dan budaya, tapi juga menjelajah rasa yang ditulis dengan pesan yang dalam pada rangkaian bait yang begitu mempesona. Dalam keindahannya dada kita ikut bergemuruh, berduka dan terluka. Puisi-puisi Wisnu Pamungkas ini menyihirku...”

1.jpg

Frangky Latit,
Cerpenis Malaysia

“Dan jika gelaran Lemambang Iban Moden wujud mutakhir ini, pasti salah seorang individu yang harus diberikan gelaran tersebut ialah Wisnu Pamungkas. Bagi saya, beliau mengangkat leka main Dayak dalam puisi-puisinya dengan penuh unik dan cara tersendiri.”

PENULIS

Adalah nama pena dari Alexander Mering, yaitu seorang journalist, travel writer, web master, dan blogger Borneo kelahiran Kalimantan Barat.

​

Bukunya yang berjudul buku 100 Anak Tambang Indonesia (ATI) mendapatkan 2 Rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) pada tahun 2021. 

​

Alexander Mering menerima penghargaan MDGs Award dari Pemerintah Indonesia (2014), Alumni Lemhannas RI 2020 dan pernah mendapat beasiswa ke Philipina (2009) dan undangan fellowship dari pemerintah Amerika untuk Community Leaderaship Programe (2012). Kerap diundang ke sejumlah event sastera di Malaysia. Beberapa karyanya telah diterbitkan di media nasional dan Internasional.

​

Saat menulis karya sastra ia selalu menggunakan nama pena Wisnu Pamungkas, namun menggunakan nama asli ketika menulis karya ilmiah, jurnalistik atau karya-karya non fiksi lainnya. 

​

www.wisnupamungkas.blogspot.com

2-pas photo mering polos_edited.png
  • Facebook - White Circle
  • LinkedIn - White Circle
  • Twitter - White Circle

QUOTE

Jika semua puisi dalam buku ini diperas, maka sari patinya adalah kunang-kunang dalam bentuk dan makna yang seluas-luasnya, bahkan melampaui makna sosio-antropuitika kebudayaan mana pun di dunia.

SKK Poster 50007.jpg

SAMBUTAN
SASTRAWAN MALAYSIA

PROLOG BUKU:

Seringai Kunang-kunang: Kembara ke Dasar Keindahan Bahasa
dan Makna

Menelusuri puisi-puisi Wisnu Pamungkas dalam kumpulan puisi Seringai Kunang-kunang ini, membawa pembaca menggembara   ke dasar keindahan bahasa dan makna. 

Abizai, Malaysia

VIDEO

PENERBIT

Allsysmedia adalah agensi komunikasi dan publikasi bisnis multiplatform di bawah Allsys Group. 

​

Salah satu buku yang diterbitkan Allsysmedia yang berjudul 100 Anak Tambang Indonesia (ATI) berhasil mencatatkan 2 rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) pada tahun 2022. 

​​

Buku-buku yang diterbitkan Allsysmedia dapat Anda dapatkan di www.allsyshop.com

​

Working Together
logo AM-segi4.png
order butom.gif

Rp 125.000

SPESIFIKASI BUKU

SKK Poster 50002.jpg

DIMENSI & COPYRIGHT

Design Cover:

Alexander Mering

​

Kompilator Naskah:

Maharani Mega Sari

 

Layout & Ilustrator: Crueniaone

​

Dimensi:

xv + 200 hlm, 15 x 21 cm

​

ISBN:978-623-97544-6-4

​

Cetakan Pertama, Mei 2022

​

Hak cipta (copyright ©2022)

Milik: Wisnu Pamungkas dan Allsysmedia

​

Dicetak & diterbitkan:
PT. Allsys Media Solusi

PEMESANAN BUKU

SPECIAL PRICE

Logo Allyshop-Red-ok_edited.png

Buku terbit dalam versi print dan eBook. Segera dapatkan bukunya di online store kami: www.allsyshop.com

atau hubungi langsung

di nomor hotline : 

WA: +62 813-1122-7789

cs@allsyshop.com

order butom.gif

Rp 125.000

1-SKK Belah tengah_edited.png

ALAMAT KAMI

logo Allsys group-ok.png

© 2022 allsyshop.com

bottom of page